FLU BABI MAKIN MERAJALELA, DISTANAKAN HIMBAU WARGA JANGAN BIARKAN TERNAK BABI BERKELIARAN

DIKUBUR- Dua orang anak di Desa Gumpa Kecamatan Dusun Timur menyaksikan satu temannya sedang menggali tanah untuk mengubur babinya yang mati diduga akibat virus flu babi, Rabu (9/3).

DISKOMINFOSANTIK- Penyebaran virus african swine fever  atau demam babi di wilayah Kabupaten Barito Timur kian merajalela. Tidak hanya menyerang ternak babi di Kecamatan Awang, tapi kini sudah menyebar luas ke wilayah Kecamatan Dusun Timur, Kecamatan Benua Lima dan Kecamatan Patangkep Tutui.

Pantauan contributor MMC Diskominfosantik Kabupaten Barito Timur di Desa Gumpa Kecamatan Dusun Timur, hampir setiap hari ada babi yang mati diduga akibat virus tersebut. Kondisi ini sangat dikhawatirkan masyarakat setempat. Pasalnya ternak babi ini memiliki nilai ekonomis yang bisa membantu perekonomian masyarakat.

Kiik (60 tahun) warga Desa Gumpa RT 03 menuturkan sudah 4 ekor  babi peliharannya mati diduga akibat ASF. Bahkan ada 2 ekor babinya saat ini sedang sakit. โ€œAda 4 ekor babi saya sudah mati, dua lagi sakit. babi yang sakit itu tidak mau makan,โ€ terang Kiik.

Nenek yang memiliki 20 cucu ini pun berharap ada kunjungan dari pihak Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Barito Timur ke Desa Gumpa, tujuannya untuk memastikan penyebab babi mati di desanya.

Tak hanya Kiik, hal senada juga diungkapkan Ladi (36 tahun), Ibu tiga anak ini mengaku 1 ekor babinya sudah mati, sedangkan sisanya 13 ekor masih hidup dan saat ini sudah dikandang semuanya. โ€œSedih sekali rasanya babi yang mati itu betina dan sedang hamil,โ€ ucap ibu murah senyum ini sedih.

PATUHI HIMBAUAN- Tiga anak kecil ini mematuhi himbauan dari Dinas Pertenakan dan Perikanan Kabupaten Barito Timur untuk mengubur babinya yang mati. prilaku ketiga anak ini patut dijadikan contoh bagi warga Desa Gumpa lainnya yang membuang babinya yang mati ke suangai dan semak belukar.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur Mishael,S.Pi,SE.,MM yang berhasil dikonfirmasi contributor MMC Diskominfosantik  meminta kepada masyarakat untuk mengandangkan babinya yang masih hidup. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan juga meminta kandang babi dan di sekitar kandang babi agar disemprot desinfektan atau menggunakan bayclin dengan perbandingan 1 : 9.

Selain itu Mishael juga berharap agar masyarakat tidak menjual babi yang sakit ke luar desa/daerah, serta ikut menjaga lalu lintas ternak dan ternak yang sakit agar diisolasi/kandang.โ€œBabi yang mati agar dikubur, jangan dibuang ke sungai,โ€ harap Mishael.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur ini pun akan memerintahkan Petugas Kesehatan hewan untuk melakukan investigasi di lapangan, guna memastikan apakah babi yang mati memang terjangkit ASF atau tidak

Sekedar diketahui demam babi  mulai menyerang babi pertama kali di desa Wilayah Kecamatan Awang. Kasus ini mulai terdeteksi setelah terjadi banyak kematian ternak babi di Desa Tangkan dan Desa Ampari beberapa waktu lalu.

Kematian babi itu diduga kuat akibat Virus African Swine Fever (ASF). ASF   merupakan penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ini juga sangat tahan hidup di berbagai lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

Babi yang terserang ASF menunjukkan gejala demam tinggi, kemerahan pada kulit terutama moncong dan telinga, sesak nafas, nafsu makan hilang, kejang-kejang dan pada akhirnya mengalami kematian. (cak/diskominfosantik)

, ,


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 + 16 =